Hubungan Ijazah, Bakat dan Pekerjaan

Ijazah Mencari Kerja yang sesuai dengan harapan bisa dibilang sebagai mimpi yang kadang terwujud dan kadang tidak. Kadang bisa menjadi kenyataan dan kadanh hanya menjadi bunga tidur yang berlalu begitu saja.

Banyak orang beranggapan dan bercita- cita, jika sudah sekolah dan punya izajah tinggi maka akan mendapatkan pekerjaan yang layak dan bergaji tinggi. Tradisi turun temurun ini sudah menjadi mindset yang melekat di alam bawah sadar sebagian besar masyarakat Kita.

Meski ada relevansi antara ijazah dan pekerjaan, namun presentasinya sangat kecil sekali. Anda bisa lihat dilapangan yang banyak lulusan S1 yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan sekolahnya. Lulusan S1 pendidikan bekerja sebagai sales marketing, sarjana informatika bekerja sebagai penjual di toko kelontong, dan masih banyak lagi contoh- contoh yang bisa kita temukan di lingkungan Kita.

Sekolah itu Bukan Untuk Mencari Kerja

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan manusia untuk sesuatu hal, dan itu akan menjadi lebih baik jika dilakukan oleh orang yang benar- benar menguasainya. Maka dari itu banyak lembaga pendidikan yang menetapkan jurusan pendidikan untuk anak didiknya. Tapi mengapa pada prakteknya lulusan tidak mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan apa yang telah dipelajari di sekolahan?

Pertanyaan besar dan perlu pemikiran yang lebih komprehensif, karena banyak sekali faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, dan menjadi PR Kita semua untuk menyelesaikannya.

Sekolah itu sebenarnya untuk apa?

Belajar atau menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Kewajiban yang harus dilakukan dari lahir sampai meninggal dunia. Tapi bukan dalam artian menuntut ilmu di lembaga pendidikan saja, melainkan ilmu apa saja yang didapatkan dari mana saja yang baik dan bisa untuk kebaikan manusia semuanya.

Orang bijak mengatakan “sekolah itu bukan untuk mencari kerja, tapi untuk bisa bersikap lebih dewasa dan bijak dalam kehidupan”.

Pekerjaan merupakan kebutuhan manusia, karena terkait dengan kebutuhan hidup manusia yang begitu kompleks. Terlebih di era digital yang serba menggunakan teknologi canggih. Tentu persaingan kerja akan semakin tinggi.

Apakah ada yang salah dengan Sekolah Kita?

Ketika memasukkan anak ke sekolah pasti berharap pada suatu nanti anak Kita menjadi anak yang pintar dan bisa menjadi lebih baik dari Ayah Ibunya. Namun pada prosesnya ternyata banyak sekali terjadi kendala, misalnya anak malas belajar, tidak mendapatkan rangking hingga tidak baik kelas atau bahkan tidak lulus sekolah.

Kebanyakan orang Tua akan marah ketika anaknya tidak lulus sekolah, dan beranggapan bahwa sekolahan tidak mampu mendidik sehingga anaknya tidak lulus sekolah.

Fenomena itu berimbas pada proses pendidikan disekolah dimasa- masa akhir, yang mana pihak sekolahan berupaya keras agar semua anak didiknya bisa lulus sekolah. Alhasil, kredibikilitas serta akurasi penilaian menjadi turun asalkan semua siswa bisa lulus sekolah.

Penerapan Standart Kelulusan

Tahun 2004 standart kelulusa pertama kali di terapkan yakni dengan nilai 4,1. Yang mana nilai dibawah itu akan tidak bisa lulus.

Siswa banyak tang tertekan dan menjadi stress karena tekanan yang terasa berat. Bukan karena tidak menguasai pelajaran, tapi karena efek psikologis yang ditimbulkannya begitu terasa.

Apa yang Harus dilakukan?

Melihat kebiasaan dimasyarakat yang menyekolahkan anak sesuai dengan keinginan orang tua dan tidak mempertimbangkan bakat anak akan dangat vital bagi perkembangan anak.

Meski mencari atau menemukan bakat anak merupakan sesuatu yang sangat sukar namun itu adalah penting untuk dilakukan. Karena bakat yang sesuai akan membuat anak lebih optimal dalam melakukan sesuatu, termasuk dalam pekerjaan atau usaha yang berkaitan dengan bakatnya.

Lalu bagaimana Menemukan Bakat Anak ?

Perlu pengamatan yang cukup panjang dan penuh dengan kejelian. Maka butuh waktu bersama dengan anak yang cukup lama untuk dapat mengenali bakat sang Anak.

Perhatikan apa kecenderungan anak, dan sebaik apa ia melakukannya. Misalnya anak ketika bermain bola ia sangat senang dan cara menendangnya dan hasil tendangannya bagus maka ada indikasi bahwa anak tersebut bakat dalam sepakbola.

Intinya baka anak ialah, ketika anak senang melakukannya dan hasilnya sangat bagus. Jika Anda sebagai orang tua menemukan itu maka Anda sangat beruntung karena telah menemukan harta karun yang tersimpan didalam anugerah terindah kehiudupan.