Petani yang Terabaikan

Zaman sekarang, zaman digital yang banyak orang tergila- gila akan kecanggihan teknologi elektronik yang bisa melakukan banyak hal dengan sangat mudah.

Namun sayang itu berimbas kepada mindset anak muda zaman ini yang “menjauh” dari profesi dasar kehidupan yakni petani, padahal pekerjaan petani adalah pekerjaan yang paling mulia. Karena bisa memproduksi bahan makanan yang sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan kehidupan manusia.

Semua manusia butuh makan, semua yang hidup perlu konsumsi. Namun tidak semua orang menyadari betapa penting profesi petani yang kian tersisih dari alam pikir generasi muda.

Banyak anak muda beranggapan jika menjadi seorang petani akan membuat derajatnya turun, gengsinya kurang dsb. Hal itu bukanlah harapan namun itu adalah kenyataan yang terjadi saat ini.

Petani, Yang Paling Bisa Survive Saat Pandemi

Awal 2021 pandemi covid19 mulai terjadi di Indonesia, banyak pekerja pabrik yang di PHK, banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Banyak sales, pedagang yang kolap karena kesulitan menjual barangnya.

Para petani juga tidak luput dari dampak pandemi, menjual hasil sawah yang sulit, kalaupun terjual harus dengan harga yang murah, yang sangat tidak ideal jika dalam itung-itungan bisnis. Biaya penanaman yang tinggi, harga pupuk yang melambung, sementara harga hasil panenan yang cenderung turun ketika masa panen tiba.

Namun Petani terus saja menanam, terus saja berproduksi meski harga jual hasil panen murah sekalipun. Meski ia tahu tidak untung dalam bertani.

Terlepas dari untung rugi, Para Petani ternyata yang paling bisa survive ketika terjadi stuck, terjadi pembatasan dimana- mana, karena bahan makanan untuk kebutuhan sehari- hari Para Petani bisa produksi sendiri.

Maka dari itu jangan sekali- kali menganggap remeh dan sepele pekerjaan Tani, karena tanpa adanya petani maka akan sangat pengaruhnya bagi kehidupan dan kebudayaan umat manusia dimanapun.

Banyak uang, banyak mobil, banyak rumah, kalau tidak ada beras untuk dimakan, tidak ada gandum untuk dimasak maka akan kelaparan juga.

Meski penting untuk mempunyai fasilitas untuk mobilitas namun jangan melupakan betapa vitalnya peran Petani bagi kehidupan.

Setinggi apapun jabatan seseorang, semasyhur apapun tokoh publik, akan senantiasa membutuhkan makan untuk kebutuhan dasarnya.

Maka sangat penting memberi dukungan bagi para Petani yang kian tersisih dan terabaikan. Seakan tidak ada perhatian dan seakan menjadi pekerjaan yang tidak ada gengsinya dimata masyarakat.

Naiknya harga minyak goreng, naiknya kebutuhan pangan yang akhir- akhir ini banyak tersebar di berita- berita media cetak dan media digital menunjukkan betapa besar efek domino yang ditimbulkan jika produksi bahan pangan terhambat.

Melalui tulisan ini, JABARALA.COM mendukung dan memberikan apresiasi tak terhingga kepada para Petani yang telah berjuang dengan sepenuh tenaga untuk memproduksi bahan pangan meski ditengah kesulitan dalam biaya penanaman yang tinggi.