Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Hanya 1 Harapannya

Pendidikan kesejahteraan keluarga

Pendidikan kesejahteraan keluarga merupakan hal yang tidak bisa di pisahkan, saling berkaitan antara satu sama lain. Karena memang pondasi utama dalam explorasi alam atau optimalisasi pekerjaan semuanya membutuhkan pengetahuan, ilmu yang layak. Betul jika ada anjuran dalam memilih jodoh kekayaan merupakan point pertama yang disebut. Karena memang orang yang kaya tidak bisa kaya jika tidak berpengetahuan dan berilmu. Karena kaya merupakan akumulasi dari pengetahuan, kepintaran serta juga kelihaian.

Apa saja yang masuk dalam kategori pendidikan?

Pendidikan ada tiga macamnya, pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Dan dari ketiga macam tersebut harus seimbang dan terpenuhi sesuai standart yang ada. Karena untuk dapat memenuhi pendidikan kesejahteraan keluarga harus serta merta dilalui semuanya.

Kita bisa melihat ragam pendidikan yang di khususkan untuk bekerja secara spesifik dan terampil, misalnya SMK, Kursus, Pelatihan dan lainnya. Karena pada dasarnya otak manusia tidak bisa multitask atau berfikir beberapa hal dalam waktu yang bersamaan.

Prospek Pendidikan Kesejahteraan Keluarga apa yang Cerah ?

Pendidikan kesejahteraan keluarga
Pendidikan kesejahteraan keluarga

Dalam sebuah penelitian dengan analisa yang hati- hati, ada beberapa jurusan pekerjaan di masa depan yang akan dengan mudah mendatangkan kemakmuran atau kelayakan dalam hal finansial. Adapun jurusan pekerjaan tersebut antara lain,

  • 1. Bidang medis
  • 2. Progammer
  • 3. Komputer
  • 4. Pertanian murni

Saat ini mungkin kita masih melihat banyak lulusan fress graduate namun susah mendapatkan pekerjaan. Memang banyak faktor yang mempengaruhi angkatan kerja yang sulit mendapatkan kerja. Kita mesti prihatin akan hal itu. Maka dari itu coba kita perhatikan, apakah lulusan S1, S2 atau bahkan S3 tersebut mempunyai skill yang dibutuhkan oleh penyedia lapangan kerja. Oleh karenanya kita harus bijak dalam menentukan pendidikan untuk kesejahteraan keluarga.

Kita semua pasti sering melihat adanya kemarahan wali murid, bilamana anaknya tidak lulus sekolah, dan akhirnya pihak sekolah mengupayakan agar siswanya bisa lulus semua. Memang baik tujuannya namun jika “di paksakan lulus” maka akan lain ceritanya.

Peran Lembaga Pendidikan

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Lembaga pendidikan ibarat ayakan atau saringan. Siswa di gebug ketidaktahuannya dan di tumbuk kebodohannya, kemudian di ayak. Dan akan keluar di ayakan sesuai dengan hasil dari gemblengan lembaga pendidikan tersebut. Namun ironinya, semua Siswa disamaratakan meski mempunyai bakat yang berbeda.

Kembali kepada pendidikan kesejahteraan untuk  keluarga, yang harus diupayakan sebaik mungkin. Karena tantangan global, perkembangan teknologi 4,0 yang kian pesat. Pasti akan menuntut generasi yang super talent, manusia yang berpengetahuan ekstra. Jika kita tidak mempersiapkan mulai saat ini maka akan tersisih dan terpinggirkan.

Kepandaian, kepintaran merupakan output dari kemampuan berfikir manusia yang bisa di realisasikan ke wujud nyata. Dan fikiran adalah hal abstrak yang berkaitan dengan kualitas organ otak manusia. Maka dari itu kita juga harus ingat bahwa makanan yang baik juga mempengaruhi akan ketajaman, kecerdasan dalam berfikir. Karen hal itu menjadi point penting dalam Pendidikan kesejahteraan keluarga yang diharapkan.

Mungkin saat ini banyak yang abai dalam hal tersebut, karena rata- rata orang Indonesia lebih menyukai rasa soto ketimbang sotonya. Masih sedikit yang sadar akan kesehatan dan nutrisi makanan yang steril dari bahan- bahan yang berbahaya bagi otak manusia dalam jangka panjang.

Dengan ketajaman berfikir dan seringnya di asah dengan mengatasi kesulitan- kesulitan makan akan dengan mudah mendapatkan pendidikan yang dapat mensejahteraan keluarga.

Unsur- unsur Pendidikan kesejahteraan keluarga

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Ada pepatah “men sana in corpore sano” di dalam badan yang sehat terdapat pikiran yang sehat. Hal tersebut bisa saja benar karena otak menusia akan sangat membutuhkan keoptimalan jasmani ketika digunakan untuk berfikir.

Akhir kata, kita harus berfikir tentang Pendidikan kesejahteraan keluarga 5 tahun, 10 tahun dan bahkan jauh kedepan, kemudian menyiapkan generasi penerus kita dengan akhlak yang baik, berbadan sehat, berfikir cerdas kreatif dan bebas. Dengan harapan bisa membangun peradaban yang lebih baik dan religius.